Kemuliaan atasmu, Ibu...

Aku bingung...
Dengan kata apa aku harus memulai gambaran tentang kebaikan dirimu
Aku bingung...
Tentang bagaimana aku dapat melukiskan kesan cintaku tentangmu

Hadirmu, adalah anugerah terindah untukku
Tatap sejuk matamu, selalu menjadi cahaya di tengah pudarnya harapanku
Senyum indah itu, pertanda ridhomu selalu menyertaiku
Kemuliaan atasmu karena syurga di telapak kakimu, Ibu...




Assalamu'alaikum,
Biar kutebak, besok pasti mama akan mengenakan busana mengajar muslim yang menyesuaikan dengan corak tradisional Indonesia, Iya kan? Di kantorku pun begitu, Ma. Semua karyawati dianjurkan mengenakan busana batik, bagi yang berbusana muslim harap menyesuaikan dengan dresscode yang telah ditentukan. Iya lah.. Apalagi kalo bukan karena merayakan Hari Kartini, tanggal 21 April tiap tahunnya.

Aku paham, sosok Kartini memang mampu menginspirasi wanita di Indonesia. Kegigihannya dalam memperjuangkan peran aktif wanita telah menjadikannya seseorang yang patut dikenang dari tahun ke tahun. Wajarlah, aku pun ga akan protes tentang itu. Tapi, Ma, mungkin mama sudah tahu, ada sosok lain yang jauh kukagumi selain dari seorang Kartini. Iya, sosok itu adalah Mama.

Hmm.. mungkin mama masih ingat, bagaimana sulitnya mendidikku saat itu? Saat aku masih nakal2nya menjadi siswa dengan celana pendek harus di atas lutut? Hahaha, ya ya... Aku yakin mama pun masih ingat saat-saat pertama kali aku mengeluhkan betapa malasnya aku kalau harus belajar setiap hari. Andaikata di saat-saat itu marahmu tidak tercipta untukku, pastilah saat ini aku akan tetap menjadi seseorang yang sama seperti saat itu.
Oya, ma... Mama juga mungkin ingat, saat-saat aku mulai tumbuh dewasa dan mulai tertarik dengan seseorang yang kusuka. Andai saat itu kata "Sabar" dan "Semua ada Waktunya" itu tak terucap diiringi senyum darimu, niscaya saat ini aku masih belum bisa menentukan prioritas dan tujuan hidupku.

Ma, sepenggal dari sekian banyak kenangan yang tak mampu tertuang dalam tulisan ini rasanya makin membawaku ingin bisa mencintaimu lebih besar lagi, jauh lebih besar dari sebelumnya. Ketika dalam sebuah kesempatan aku pernah menyaksikan seseorang yang begitu mencintai Ibunya, saat itu aku berharap agar aku diberikan rasa kecintaan yang dalam kepadamu. Namun ada saat dimana aku menyaksikan seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Ah.. Naudzubillahi min dzalik..! Semoga kita selalu dihindari dari kondisi seperti itu.

Surat ini kutulis, bukanlah dalam rangka merayakan hari Kartini, bukan pula karena sekedar mengisi kekosongan waktu semata. Tetapi surat ini kutulis, karena aku masih ingin mencintaimu, Ummiku sayang. Meski saat ini beribu Mil kita terpisah, tapi insya Allah, dirimu kan selalu ada di hatiku. Semoga baktiku berkenan dihadapanmu.

Luv U Ummi, as Always... ^_^

0 comments:

Copyright © 2008 - Goresan Waktu - is proudly powered by Blogger
Blogger Template