Komitmen dan Waktu

"Tulisanmu semakin lama menjadi semakin hambar. Bahkan kalau boleh aku bilang, nyaris tanpa arti.", ujarku.

Sebuah pesan singkat di petang hari itu ku kirimkan untuknya. Pendar mentari yang tak lagi berdaya melawan senja seolah membuatku terhanyut dalam bayang masa lalu. Saat roman terucap syahdu dari indah tulisan-tulisannya.

Aku memang membencinya kala itu, saat ia tak mampu mengungkapkan maksudnya dengan jelas secara lisan. Tapi justru karena itu pula aku mencintainya. Tulisannya selalu mampu membuatku bersemangat kembali. Bahkan hingga kini pun, aku masih mengingat pesannya untuk selalu meluangkan waktu dalam menulis.

Terang saja, saat melihat tulisan-tulisannya kini seolah hanya seonggok blog tak bertuan, itu sudah cukup untuk membuatku jengah. Seolah ia tak lagi mengingat kata-kata semangatnya yang pernah ia lontarkan kepadaku.

Waktu menunjukkan pukul 18.40 WIB, hingga akhirnya ponselku menerima pesan singkat darinya.

"Maksudnya? Raka, kamu harus tahu, profesiku menuntut konsentrasi tinggi. Aku harus serius untuk ini.",

"Ini yang sedari dulu aku cita-citakan. Menulis adalah kegiatan yang saat ini hanya dapat aku lakukan saat aku senggang saja, tidak bisa lebih lagi, seperti dulu.",

"Kamu harusnya bisa mengerti itu...",

Ujarnya kepadaku.

Untuk sejenak aku hanya dapat tertegun membaca pesan singkat darinya.

"Ah... Fira... Kamu memang sudah berubah.", gumamku lirih.

Perjalanan waktu telah membuatnya memilih prioritas hidup. Memilih prioritas dan meninggalkan sesuatu yang baginya sebuah kegiatan sampingan, dan bagi aku, adalah semangat hidup.

Fira.. sadarkah kamu aku, Raka, tak akan mampu mengekangmu. Meski jua selalu berharap semuanya akan membawamu menjadi lebih baik.

20.07 WIB. Ponselku kembali berdering, sebuah notifikasi untuk pesan singkat membuyarkan pikiranku tentangnya. Sesaat kemudian ku raih ponselku, hingga kudapati pesan singkat itu berasal darinya.

"Raka, aku minta maaf atas kata-kataku tadi. Bukan maksud aku untuk melupakan komitmen yang pernah kita bagi bersama. Aku mungkin hanya perlu sedikit waktu untuk dapat menyesuaikan diri untuk ini semua. Aku harap kamu dapat mengerti...".

Begitu isi dari pesan singkatnya.

Fira.. dengan semua yang telah kita lalui ini, aku akan selalu berusaha untuk bisa mengerti kamu. Terima kasih untuk semangatnya dan semoga harimu menyenangkan.

Selamat meraih mimpi-mimpimu. Aku di sini untuk selalu mendukungmu.

Copyright © 2008 - Goresan Waktu - is proudly powered by Blogger
Blogger Template