Merindukan Perhatian Allah SWT...

Alhamdulillah.. Satu hari lagi terlewati dan alhamdulillah, satu kali lagi aku bersyukur karena masih diberikan nikmat merenungi semua kebesaran Allah...

Hari ini memang melelahkan bagiku, belum lagi ditambah dengan beban di hati yang beberapa hari belakangan belum bisa teratasi, rasanya makin membuat pikiran bertambah berat... Hmm.. Pagi ini, nyaris saja mata ini ingin untuk kembali kupejamkan saat mengetahui matahari telah menampakkan cahayanya. Ah, tp tuntutan untukku mengambil peran dalam kehidupan ini telah memaksa agar aku kembali bangkit, berjalan melewati hari demi hari. Tanpa disadari langkah demi langkah ku semakin melambat, seiring dengan mulai hilangnya semangat yang pernah muncul beberapa minggu belakangan.

Dengan langkah gontai, malam ini sepulang dari kantor aku langsung saja berfikir untuk tidak "bertamasya" ke rumah makan untuk santap malam. Biar saja lah, lebih baik aku pesan mie instan ke penjaga kost, sekedar untuk mengganjal perut, lagipula aku ngga terlalu lapar. Aku sudah terlalu lelah, ngga tahu harus gimana lagi. Oh, tenyata sungguh mengecewakan setelah aku sampai di kost dan mengetahui bahwa stok mie instan tersedia, tapi gas kompornya habis... Weleh... Makin beratlah langkah ini mencari ganjalan perut di luar. Singkat cerita, kejadian habisnya tenaga pembangkit kompor kost itu telah mengarahkanku untuk membeli makanan di pedagang kaki lima pinggir jalan depan kost ku. Lama menunggu pesanan, karena ternyata ada beberapa orang yang sudah mendahuluiku dalam memesan makanan. Zzzz.... Bete.

Duduk tidak jauh dari tempatku, seorang ibu dengan 2 orang anaknya yang masih kecil terlihat juga sedang menunggu pesanan yang semenjak aku memesan tadi belum kunjung jadi juga. Melihat anak2 si ibu ini, terbesit di benakku mengenai apa yang ada di pikiran anak2 ini. Mereka masih polos, belum banyak pikiran. Melihat senyum anak2 itu.. ah, sangat menyenangkan sepertinya karena belum banyak beban yang diembannya. Tapi di sisi lain aku sedikit terganggu oleh tingkah dari salah seorang dari anak-anak itu yang, terlalu aktif, hingga benar2 ngga bisa diam sedikit pun untuk duduk. Selalu aja ada yang dikerjakan, entah jalan dari meja ke meja, memainkan peralatan makan di atas meja, atau apa lah.. Sempat aku punya perasaan yang cukup kuat, bahwa anak itu akan jatuh dari kursi yang ada disebelahku, cuma tinggal tunggu waktu kalau melihat tingkahnya yang seperti itu. "Nanti biar kujagain, aku akan siap2 di deket2 anak itu, kalau2 anak itu tiba2 bertindak konyol hingga menyebabkan dirinya jatuh, habis ibunya dari tadi juga sepertinya ngga mau ngejagain anaknya", fikirku saat itu.

Bete, semakin bete... hingga entah bagaimana mulanya, aku mulai berkeluh kesah dalam hati, tentang semua beban ini. "Ya, Allah... kenapa siih, dari sekian banyak hal, bebanku ini ngga kunjung juga teratasi. Kenapa sih, rasanya kok susah banget... Rasanya semua sudah kulakukan semampuku untuk ini....". Belum lagi selesai aku berkeluh kesah, tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan disebelahku. Suara benda jatuh...!

Ah, buyar sudah semuanya... sontak aku tersadar dari keluh-kesahku. Betapa terkejutnya aku saat mengetahui bahwa anak yang tadi sangat aktif itu benar2 jatuh. Astaghfirullah, sungguh aku ngga menginginkan hal buruk itu benar2 terjadi pada dia, karena saat aku berfikir bahwa ia akan jatuh, aku rasa itu adalah hal yang wajar jika melihat tingkahnya yang seperti itu. Ini murni logika, ngga ada doa buruk sebelumnya ataupun hal lain terhadap anak itu yang karena perantara aku, ia jatuh. Sesaat setelah menolong anak itu untuk bangun dan memastikan ia baik2 saja, pesanan jadi. Hmm.. lebih baik bergegas kembali ke kost.

Jujur, kejadian yang baru saja kualami seolah mampu mengingatkan aku kembali, betapa MahaBesar nya Allah, MahaBerkuasa nya Allah atas setiap ciptaan-Nya. Kalau memang sudah ditakdirkan Allah untuk terjadi, pasti akan terjadi. Kejadian tadi memberikan aku hikmah, bahwa anak kecil itu memang, sesuai logika, pasti akan terjatuh, hanya bagaimana dan kapan, itu yang menjadi skenario unik, yang hanya Allah yang MahaBerhak menentukan terjadinya. Mungkin sesuai logika ku, anak itu akan jatuh di sebelahku, dan aku akan menjaganya agar itu ngga terjadi, tapi siapa yang mengira bahwa anak itu tetap terjatuh, tapi saat aku tidak sanggup mencegahnya? Hmm.. skenario Allah dalam setiap lembar kehidupan ciptaan-Nya memang sungguh unik, kadang diluar dari apa yang pernah dibayangkan atau diprediksi oleh manusia sebelumnya, meski kadang Allah mengizinkan agar apa yang terjadi sesuai dengan yang telah diusahakan oleh manusia.

Serta-mereta, di saat aku mencatatkan pengalaman penuh hikmah ini, aku semakin menyadari kedhaifanku dalam mempertanyakan apa yang telah menjadi taqdir Allah. Sekali lagi Allah mengingatkan dengan cara yang unik, bahwa Insya Allah ngga akan ketukar, taqdir seseorang dengan yang lainnya. Bisa jadi apa yang sekarang sangat kuinginkan terjadi tapi belum terjadi, sebenarnya bukan berarti itu buruk, tetapi bisa saja Allah ingin agar aku bisa selalu ingat dengan-Nya. Karena mungkin, jika Allah SWT langsung mengabulkan apa yang menjadi permohonanku, mungkin aku akan jarang bersyukur dan mengingat Allah... Maafkan aku ya Allah, pikiranku beberapa hari belakangan agak ruwet, jadi ngga tahu harus bagaimana lagi. Tapi alhamdulillah Engkau telah menunjukkan sedikit dari begitu Besarnya Kasih Sayang-Mu. Terima kasih, ya Allah... Aku kan selalu merindukan perhatian dari-Mu.

0 comments:

Copyright © 2008 - Goresan Waktu - is proudly powered by Blogger
Blogger Template